•23.00
..bismillaah..

Pagi itu sungguh berbeda. Kemeja putih dan sepan dasar hitam melekat di tubuh. Hari pertama masuk kuliah! memulai satu langkah kecil yang akan terus berlanjut hingga 1ooo mil, bahkan lebih. 1E, itu kelas yang saya masuki. Bertemu dengan beberapa teman yang sudah saya kenal dari SMA dan dari kelompok DINAMIKA (ospek kampus STAN). Tahun pertama yang menyenangkan, santai, bersemangat, seru, dan unik.

Beberapa hari kemudian saya mendapat SMS undangan untuk menghadiri mentoring dari mentor DINAMIKA saya, Mas Arif Kusudiardi. Senangnya, berkumpul kembali dengan saudara-saudara seperjuangan DINAMIKA 2006. Setelah berkumpul kami membentuk suatu lingkaran, dan acara dimulai dengan bacaaan tasmiyah, tilawah Quran bergiliran, dan 'ceramah' dari Mas Arif. Awalnya saya cukup heran, apakah ini tujuan dari 'reuni' kami setelah DINAMIKA?

Beberapa pekan kemudian posisi Mas Arif sebagai mentor digantikan oleh adik kelasnya, Mas Afip Agrianto. Sejak itu pula saya mulai jarang datang ke acara mentoring. Walau terkadang ingin datang dan berkumpul kembali dengan sahabat. Ya, masa-masa hampa itu cukup menjerumuskan saya ke kehidupan yang tidak jelas.

Hingga akhirnya suatu shubuh saya mendapat 'seberkas cahaya'. Mungkin saat itulah saya mendapat suatu hal yang dinamakan kedewasaan. Saya mulai menyadari pentingnya ilmu agama dalam hidup, sebagai petunjuk ke jalan yang lurus dan sebagai cahaya di gelapnya dunia. Segera saya kembali ke kelompok mentoring, cukup ironis ketika sahabat-sahabat yang 'tersisa' di kelompok mentoring hanya 5 orang, dan itupun tidak rutin semuanya hadir.

Alhamdulillah, setelah mendapatkan 'secercah cahaya' itu, hari-hari saya menjadi semakin bermakna dan penuh dengan nilai-nilai Islami. Samapi suatu malam setelah pulang dari mentoring saya melakukan sesuatu hal yang sangat menentukan perubahan dalam hidup saya. Malam itu saya memutuskan hubungan 'khusus' saya dengan seorang wanita yang telah saya jalani dari SMA. Hubungan itulah yang selama ini membuat saya lalai dan terlena dalam hidup. Maka itulah titik balik perubahan dalam hidup saya. Sungguh, setelah hal itu saya lakukan. Rasanya seperti hilang beban tubuh 20 kg!

Kehidupan mentoring saya jalani hingga tahun pertama saya kuliah di STAN. Kehidupan organisasi pun sudah saya ikuti dan mendapatkan banyak pengalaman dan pencerahan untuk kehidupan yang lebih baik sebagai seorang muslim. Hingga di akhir kuliah tahun pertama ada open recruitment kepanitiaan ospek kampus STAN (DINAMIKA). Sebagai seorang mahasiswa dan aktivis pemula maka saya tidak ingin ketinggalan dalam kontribusi untuk kampus tercinta. Maka saya putuskan untuk mendaftar di bidang Mentoring. Sungguh, suatu keputusan yang berat mengingat tugas seorang mentor yang jauh dari ringan dan membutuhkan ke-istiqomah-an dan kesungguhan mendalam. Hal tersebut telah saya komunikasikan kepada Mas Afip dan beliau mendukung sepenuhnya.

Dari situlah saya belajar banyak hal dan menanjak ke 'tingkat kehidupan' yang lebih dari sebelumnya. Saya mulai belajar bagaimana mekanisme jama'i, kehidupan tarbiyah, dan apa makna dan tujuan dari tarbiyah itu sendiri. Dari sanalah kehidupan saya sebagai seorang murobbi dimulai. Mulai dari sabar dan menguatkan diri dalam menyikapi kehadiran adik-adik binan yang semakin pekan semakin berkurang, sampai sempat terkejut melihat akhlaq binaan. Yah, suka-duka seorang murobbi, pewaris para nabi, insyaAlloh akan saya kisahkan di artikel lain.

Kehidupan tarbiyah mulai merasa mengubah dan 'menguasai' hidup saya. Dari mahasiswa yang biasa menjadi mahasiswa yang ada di mana-mana. Dari mahasiswa yang tak tahu apa talentanya menjadi mahasiswa yang dituntut menguasai semua bidang. Alhamdulillah, saya sendiri termasuk orang yang memiliki kreativitas lebih dalam bidang seni, dan hal ini saya kembangkan melalui belajar desain grafis. Baru saja belajar satu bulan, job untuk membuat desain jaket pun datang dan cukup membuat saya kebingungan. Alhamdulillah, saya sendiri berhasil membuat desain sederhana dengan skill desain masih pemula.

Sungguh, kehidupan tarbiyah sangat indah dan berwarna. Mungkin tarbiyah bukan segalanya, tapi segalanya bisa lahir dari tarbiyah.

(bersambung)
This entry was posted on 23.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: