•23.57
..bismillaah..

Malam ini, karena cinta..
kami bertemu kembali,melingkar kembali, tilawah bersama, muroja'ah, mendengarkan kultum, berbagi ilmu lewat madah, berjihad dengan harta lewat infaq, curhat bersama, dan akhirnya berpisah atas cinta..

Cinta pada Alloh, cinta pada Rasulullah, cinta pada jalan dakwah, menegakkan kalimah Alloh di muka bumi.

Jazakumullahu khairan katsiran,
kepada adek2ku tercinta,yg kucintai karena Alloh,
tiada yg dapat mengalahkan cinta kepada Alloh,
yg dapat mempertemukan kita di lingkaran penuh cahaya itu,
lingkaran yg dibanggakan para malaikat di hadapan Alloh,
lingkaran yg dido'akan oleh para malaikat,
lingkaran cahaya yg menerangi penjuru Markaz Besar Mujahid malam ini,


Semoga ikatan ini, ukhuwah ini, lingkaran ini,
akan makin kokoh dan tak renggang, walaupun banyak yang gugur dan mundur,
namun kakak yakin kalianlah para mujahid masa depan!

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.
(Terjemah do'a rabithah)

•13.24
..bismillaah..

Satu kisah lagi, yang benar2 menggugah keimanan.

---

Setelah Rasulullah SAW menjalani peristiwa Isra' MI'raj, maka keesokan harinya beliau menceritakan apa yang beliau alami kepada para penduduk Makkah. Disana berbagai pertanyaan dan pernyataan muncul tentang hal yang benar-benar mustahil terjadi di zaman itu.

Para kafir Quraisy bergembira karena menyangka bahwa dengan berita ini akan berakhirlah riwayat Muhammad SAW dan ajarannya. Di kalangan muslimin pun terselip perasaan bimbang dengan cerita yang susah dicerna oleh akal sehat itu. Beberapa orang kafir Quraisy kemudian bergegas mencari Atiq, teman baik dan sahabat dekat Muhammad SAW, untuk diceritakan kejadian ini.

Mereka begitu bangga dan senangnya dengan kabar ini, berharap bahwa mereka bisa membawa Atiq kembali ke agama "nenek moyang" mereka. Bukankah Atiq seorang pedagang yang kerap kali ke Syria dan dia tahu betul betapa susah dan lamanya jarak tempuh Makkah - Syam?. Tidak terlalu lama bagi mereka menemukan Atiq, Atiq sendiri sedang dalam perjalanan ke Masjidil Haram.

"Hai Atiq, semua urusan sahabatmu sampai saat sebelum ini masih enteng dan dapat ditoleransi. Tapi sekarang, kemari dan dengarkanlah. Kami hendak menyampaikan sesuatu tentang sahabatmu."

"Celakalah kalian kalau kalian membahayakan jiwanya!"
Merekapun mundur sedikit, bagaimanapun orang yang mereka ajak bicara itu dulunya termasuk jajaran tokoh yang disegani di Mekah. Keseganan ini membuat mereka takut tatkala Atiq menjawab sapaan mereka.

"Dengar, sahabatmu sedang di Ka'bah. Ia menceritakan kepada orang-orang bahwa Tuhannya telah menjalankannya ke Baitul Maqdis. Ia berangkat malam, pulang malam, dan sekarang dia berada ditengah-tengah kita."

Atiq diam sejenak, kaum kafiq Quraisy menunggu reaksinya. Kemudian, diucapkannya kalimat yang kemudian hari menjadi karakternya dan digelari oleh oleh Muhammad SAW sebagai As-Siddiq (yang membenarkan).

"Ada banyak hal yang di luar jangkauan pemikiran kita. Jika demikian, maka benarlah ia, sesungguhnya ia tidak pernah berdusta sekalipun. SAYA AKAN MEMPERCAYAINYA WALAUPUN LEBIH DARIPADA ITU. Saya mempercayai kabar perjalanannya ke Baitul Maqdis, baik diwaktu pergi maupun kembali."

Atiq, yang tidak lain adalah Abu Bakar ra. menerobos orang-orang yang terbengong-bengong dengan ucapannya dan semakin mempercepat langkahnya menuju Masjidil Haram. Sesampainya di sana dijumpainya kumpulan orang-orang yang mencibir dan yang ragu-ragu sedang mengelilingi Muhammad SAW dengan suara ribut tidak menentu. Abu Bakar menerobos sampai dia melihat orang yang dimuliakannya sedang khusuk tertunduk menghadap Ka'bah, tiada merasa terganggu sedikitpun dengan orang-orang disekitar dia.

Abu Bakar menghampirinya, memberi salam, kemudian memeluknya sambil berkata,
"Demi bapak dan ibuku yang jadi tebusanmu, wahai Rasulullah! Demi Allah, sesungguhnya engkau benar. Demi Allah, SESUNGGUHNYA AKE MENGIMANI APA YANG TELAH TERJADI PADA ENGKAU SEMALAM KARENA ENGKAU ADALAH UTUSAN ALLAH. Dengarkanlah, sesungguhnya saya menyaksikan tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.

---

Dalam Perang Tabuk, Rasulullah SAW. telah meminta kepada kaum muslimin agar mengorbankan hartanya pada jalan Allah. Tiba-tiba datanglah Saiyidina Abu Bakar ra, membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di antara dua tangan baginda Nabi SAW. Melihat banyaknya harta yang dibawa oleh Saiyidina Abu Bakar ra, bagi tujuan jihad itu maka Rasulullah SAW menjadi terkejut lalu berkata kepadanya:

"Hal sahabatku yang budiman, kalau sudah semua hanta bendamu kau korbankan apa lagi yang akan engkau tinggalkan buat anak-anak dan isterimu?

Pertanyaan Rasulullah SAW itu dijawab oleh Sayyidina Abu Bakar Al-Siddiq ra dengan tenang sambil tersenyum, ujarnya. "Saya tinggalkan buat mereka Allah dan RasulNya."

---

Inilah kualitas iman Abu Bakar ra. Salah seorang shahabat yang pertama kali memeluk Islam. Shahabat yang diakui Rasulullah SAW imannya lebih berat dari seluruh ummat.

Semoga bermanfaat, Allohua'lam bisshowab


* disadur dari http://febdian.net/drupal/isra_miraj dan http://uawat.multiply.com/reviews/item/3
•11.31
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti ‘kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambaNya yang sabar
Dan tak kenal putus asa

Jangan menyerah,
Jangan menyerah

* lirik lagu 'Jangan Menyerah' dari d'Masiv. Bagi saya pribadi, lagu ini sangat inspiratif, apalagi setelah menonton video klipnya. Luar biasa, alhamdulillah.
•11.24
..bismillaah..

Perumpamaan keadaan suatu kaum yang menjaga hukum-hukum Allah adalah seperti satu rombongan yang naik sebuah kapal.
Lalu mereka membagi-bagi tempat dan masing-masing telah mendapati tempatnya; ada yang di atas dan ada yang di bawah.
Orang-orang yang berada di bawah, jika hendak mengambil air, harus melewati orang-orang yang di atas mereka.
Lalu orang-orang yang di bawah tersebut berkata, “Seandainya saja kami melubangi tempat duduk kami ini, tentu kami tidak akan menganggu orang-orang yang di atas sana.”
Jika mereka (para penumpang yang lain) membiarkannya, mereka semua akan binasa.
(HR al-Bukhari, at-Tirmidzi dan Ahmad).

--

Salah satu bagian paling menggugah dari 2 jam materi fiqh dakwah malam ini.
Ketika kita tidak BERGERAK tuk mencegah kemungkaran itu, maka kita juga akan terjerumus dalam kemudharatan.

So, apakah antum akan tetap DIAM?
•14.57
..bismillaah..

Kisah yang tak pernah bosan saya baca dan renungkan.

Suatu malam, ummul mukminin, 'Aisyah binti Abi Bakr ra terbangun dan melihat suaminya tercinta, Rasulullah SAW tengah shalat malam. 'Aisyah ra melihat kaki beliau sampai bengkak (dalam riwayat lain dikatakan sampai telapak kaki Nabi SAW pecah-pecah).

Kemudian 'Aisyah ra bertanya pada suaminya tercinta, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini padahal dosamu yang terdahulu dan yang akan datang telah diampuni?"
(dalam riwayat lain dikatakan bahwa 'Aisyah ra berkata: bukankah engkau telah dijamin Allah masuk ke surga? mengapa engkau masih bersusah payah?)

Rasulullah SAW menjawab, "Ya 'Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur."

---

Saudaraku, siapa yang meragukan kepastian Rasulullah SAW akan masuk jannah Alloh?
Sosok dengan akhlaq dan ibadah sempurna seperti Rasulullah SAW saja tetap berjuang keras dalam ibadah, bagaimana dengan kita yang tidak ada jaminan untuk ke jannah Alloh?

Sungguh termasuk hamba yang RUGI jika kita bermalas-malasan dalam ibadah.

"Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
QS Al An'aam:162

Allohumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aliy sayyidina Muhammad.
Saudarku, setelah membaca note ini, perbanyaklah shalawat kepada Rasulullah SAW.

Allohua'lam bisshowab

..alhamdulillaah..
•19.37
..bismillaah..

Murobbiy,sosok yang luar biasa.
Ia bagaikan oase di tengah kekeringan dan terik padang pasir yang membakar sampai ke tulang.
Ia bagaikan hujan di padang tandus.
Ia bagaikan segelas air di ujung lomba marathon(?)

Bagi saya,murobbiy adalah kakak,orang tua,guru,dan teman dalam jalan tarbiyah ini.
Ia sosok yang paling tidak mau kita sedih atau futur.
Ia sosok yang paling duluan khawatir saat kita sedih atau futur.
Ia sosok yang tidak pernah bosan mendengarkan keluhan.

Saya paling sedih ketika mendengar kalau beliau mau pindah,ato penempatan,ato hal lain yang bakal membuat saya dan teman2 satu lingkaran bakal ditransfer ke murobbiy lain. Memang dah beberapa kali saya dan temen2 satu lingkaran ditransfer, dan tiap mau ditransfer saya merasakan kesedihan yang sangat mendalam.

Memang dah jadi sunnatulloh bahwa di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun saya tetep gak bisa memendam rasa sedih itu, rasanya pengen nangis sejadi-jadinya waktu beliau bilang mau pindah. Pengen langsung memeluk sosok sederhana itu dan minta maaf sebanyak-banyaknya selama ini dah sangat merepotkan dan menyusahkan beliau.

Saya gak tau gimana mau mengungkapkan cinta pada beliau. Pokoknya beliau the best lah!

Murobbiy, ana uhibbuka fillah.
Ya Alloh, cintailah murobbiyku, berilah ia kemudahan dan cahaya di tiap langkah dakwahnya,amiin.


Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.
(Terjemah do'a rabithah)
•23.55
..bismillaah..

Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Khalifah ke-IV, Ali bin Abi Thalib Ra. Mereka mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa iri terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya. Rasuluilah Saw pernah bersabda: "Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah sebagai pintunya."

Sesampainya mereka dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah, dan Khalifah menganggap mereka sebagai tamu terhormat.

Salah seorang dari mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali: "Wahai Ali, kami adalah sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu, dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan jawabanmu nantinya akan kami bawa pulang kepada kaum kami."

Khalifah Ali menjawab: "Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan kalian tanyakan padaku?"
"Wahai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta benda, dan terangkan pula sebab-sebabnya?" tanya orang pertama.

"Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daipada harta benda," jawab Khalifah Ali.

Kemudian orang kedua memberikan pertanyaan: "Manakah yang lebih mulia ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?"

"Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan menjaganya," jawab Khalifah Ali.

Setelah orang pertama dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian orang ketiga, keempat, kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua.

Kepada penanya ketiga khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak musuhnya."

Kepada penanya keempat khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurang."

Kepada penanya kelima khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap."

Kepada penanya keenam khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan usia."

Kepada penanya ketujuh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya."

Kepada penanya kedelapan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya."

Kepada penanya kesembilan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si 'Alim, dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil."

Dan kepada penanya kesepuluh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur."

Seusai mendengarkan jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh orang kaum Khawarij itu berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab dengan sepuluh jawaban. Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa puas, dan bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu gerbangnya ilmu.

..alhamdulillaah..



•09.46
..bismillaah..

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
QS Al A'raaf:31

Bagaimana busana anda ketika akan menghadap atasan? kepala kantor? klien bisnis? atau Bapak Presiden?
Pasti berbeda dari biasanya, bahkan anda sangat takut jika ada noda di kemeja atau simpul dari yang tidak rapi.

Coba bandingkan dengan busana anda ketika pergi ke masjid, bagaimana perbandingannya?Tidak terlalu berbeda? biasa saja? atau bumi dan langit?

Dari petikan ayat cinta Alloh di atas telah kita ketahui, bahwa Alloh memerintahkan setiap anak manusia untuk memakai pakaian yang paling indah setiap memasuki masjid. Sering, mungkin hampir tiap kali sahalat berjamaah, saya berjumpa dengan jamaah yang hanya memakai kaos oblong ke masjid. Ada juga yang pake kaos bola, jaket yang motifnya unik, bahkan pernah menemukan jamaah yang shalat dengan kaos tanpa lengan, astaghfirulloh.

Menurut saya pribadi, ada baiknya jika busana kita ke masjid adalah:
1. Pakaian muslim, dipasangkan dengan kain sarung dan peci penutup kepala. Busana yang paling merakyat, namun disinilah identitas seorang muslim yang mencintai jamaah masjid. Tanpa kita sadari ketika kita berbusana muslim sesungguhnya kita telah berdakwah kepada orang yang melihat busana kita.
2. Pakaian resmi, mungkin seperti batik, kemeja, atau jaket jika memang perlu. Dipasangkan dengan celana katun biasa. Hindari memakai jins ketat, apalagi yang robek2.
3. Hindari memakai pakaian yang bergambar makhluk hidup, pakailah pakaian yang bermotif benda2 atau tumbuhan. Polos lebih baik.
4. Lebih baik tidak memakai kaos oblong atau kaos bola untuk ke masjid. Mari bedakan masjid dan lapangan bola, atau bedakan busana ke masjid dengan busana tidur kita. Hindari juga memakai pakaian pendek/ketat yang akan membuka aurat ketika kita ruku' atau sujud.
5. Pakailah wewangian, karena itu adalah sunnah Rasulullah SAW.
6. Jangan lupa untuk menghiasi ruhiyah kita dengan pakaian terbaik: taqwa

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." QS Al A'raaf:26

Kuncinya sederhana, 3M:
Mulai dari diri sendiri
Mulai dari hal kecil (busana)
dan Mulai dari sekarang.

Mari berbenah untuk buktikan cinta kita pada Alloh no.1 dibanding yang lain.
Allohu Akbar!!

Allohua'lam bisshowab.
Semoga bermanfaat.