•15.04
-bismillaah-

Pagi hari yang cerah, seorang wanita setengah baya yang mengenakan gaun pudar tampak menggandeng suaminya yang juga berbusana sederhana dan usang, turun dari kereta api di stasiun Boston, dan dengan malu-malu berjalan menuju kantor Pimpinan Universitas Harvard.

Mereka bertemu dengan sekretaris sang pimpinan untuk meminta waktu bertemu dengan pimpinan. Sang sekretaris memandang suami istri itu dengan mata yang menyiratkan ketidaksukaannya melihat penampilan suami istri yang sederhana itu, dan ada kesan bahwa mereka dari udik, dan sangat tidak pantas berada di kampus universitas yang terkenal seperti Harvard.

“Nona yang baik, kami ingin bertemu dengan Pimpinan Harvard,” kata sang pria dengan sopan dan lembut.

“Beliau hari ini sangat sibuk, dan entah lah jam berapa bisa ditemui” jawab sang sekretaris dengan nada terganggu.

“Baiklah, kalau begitu, kami akan menunggu” jawab sang wanita setengah baya itu.

Selama lebih dari empat jam sekretaris itu mengabaikan mereka dengan harapan bahwa pasangan tersebut akan patah semangat dan akhirnya akan pergi, tetapi pada kenyataanya pasangan itu tidak pergi, sehingga menimbulkan frustrasi bagi sang sekretaris, yang akhirnya mengambil keputusan untuk melaporkan hal tersebut pada pimpinannya.

“Mungkin jika Bapak menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," kata sang sekretaris pada pimpinan Harvard. Sang pimpinan mengangguk dan menghela napas dengan geram. Orang sepenting dia tentu tidak punya waktu untuk mereka. Ketika dia melihat sepasang suami istri yang memakai baju yang telah pudar warnanya dan usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya muncul. Pimpinan Harvard dengan wajah yang tidak ramah menuju pasangan suami istri tersebut.

Wanita paruh baya berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard, dan ia bahagia di sini, tetapi setahun yang lalu dia meninggal karena penyakit typus. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, apakah Tuan mengijinkan?” tanya wanita itu dengan mata yang penuh harapan.

Pimpinan Harvard tidak tersentuh dengan cerita ibu tadi, wajahnya bahkan memerah, dan sambil mengernyitkan kening, dia berkata dengan nada agak kasar :”Nyonya katanya, kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan, kampus ini akan seperti kuburan”.

“Oh..bukan itu maksud saya,” Wanita paruh baya itu menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan, kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”

Pimpinan Harvard memutar matanya dan dia menatap dengan sinis kepada suami-istri yang berpakaian pudar dan usang dan berteriak, " Apa…? Kalian akan membangun sebuah gedung, tahukah kalian, berapa harga sebuah gedung, sedangkan kami saat ini berupaya membangun sebuah gedung senilai 7,5 juta dollar, tuan dan nyonya, jangan main-main dengan saya ya ..!"

Untuk beberapa saat, wanita paruh baya itu terdiam. Sang pimpinan Harvard merasa senang, karena mungkin dengan jawaban yang diberikan tadi, dia cepat terbebas dari kerepotan. Sang wanita menoleh kepada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk.

Wajah Pimpinan Harvard menampakkan kebingungan.

Tuan dan Nyonya Leland Stanford, bangkit dan berjalan pergi meninggalkan Kampus Universitas Harvard, mereka melakukan perjalanan menuju ke Palo Alto-California. Di antara San Fransisco dan San Jose, mereka mendirikan sebuah universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak dipedulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah “Stanford University”yang mulai beroperasi tahun 1891, dan kini menjadi salah satu universitas favorit kelas atas di Amerika dan dunia.

---

... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
QS Al-Baqoroh:216

---

disadur dari http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=13651

-alhamdulillaah-

|
This entry was posted on 15.04 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: