•22.54
..bismillaah..

Hari ini ana dan 2 orang teman pergi ke KPP Madya Jakarta Selatan yang berlokasi di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Alhamdulillah urusan kami cepat selesai sehingga pukul 11.30 kami sudah beranjak pulang. Ana sendiri memutuskan untuk shalat jum'at di masjid kantor karena keterbatasan waktu jika pulang ke Bintaro, dan teman-teman pun memutuskan untuk menunggu ana shalat Jum'at.

Pukul 11.40 ana tiba di masjid kantor, Masjid Al Muhajirin. Suasana masih sepi, hanya ada beberapa orang di shaf terdepan dan di shaf-shaf belakang (padahal datang lebih awal, kenapa memilih shaf paling belakang?).

---

Dalam sirah, diceritakan tentang seorang da'i dan da'iyyah yang akan menikah. Da'iyyah tersebut menyadari bahwa ada kekurangan yang dimilikinya sehingga ia takut tidak akan dapat memuaskan suaminya kelak jika telah menikah. Dan akhirnya da'i dan da'iyyah ini pun menikah.

Sehingga benarlah apa yang ditakutkan da'iyyah tersebut. Pada malam pertama pengantin, dimana pasangan suami istri menunaikan hak masing-masing, sang suami pun terdiam karena merasa ada kekurangan yang ia temui pada istrinya. Sang istri yang sedih melihat suaminya hanya terdiam membaca QS An Nisaa;:19

"..Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."

Mendengar kalimatulloh itu, maka sang suami tersenyum pada istrinya.

Pagi harinya, sang suami mendapat panggilan jihad ke medah dakwah. Sungguh berat bagi sang da'iyyah sebagai istri melepas sang suami yang baru satu hari dimilikinya. Namun dengan keimanan luar biasa ia berkata:

"Wahai suamiku, berangkatlah! niscaya aku akan mendo'akana agar engkau dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya."

Maka berangkatlah sang da'i, meniggalkan sang istri yang baru sehari halal baginya. Ternyata tugas dakwah ini tidak hanya sehari-dua hari, tidak sebulan-dua bulan, ternyata tugas dakwah yang diemban sang suami ini berjalan hingga 20 tahun!

Maka setelah selesai tugas dakwah ini selama 20 tahun, sang da'i pulang dengan kerinduan yang mendalam pada istrinya. Sehingga sampailah sang da'i pada suatu kampung yang ia yakini adalah kampungnya dulu, walaupun sekarang sudah sangat berbeda.

Namun ketika ia menuju rumahnya, terdeengarlah suara adzan memanggil jiwa setiap muslim. Maka ia tunda niat pulang ke rumah dan bergegas menuju masjid. Ketika tiba dimasjid ia melihat suatu hal yang luar biasa, disana jama'ah sungguh ramai hingga banyak jama'ah yang tidak mendapat tempat di dalam masjid.

Setelah bertanya pada penduduk setempat. Ternyata setelah shalat jama'ah ini akan ada majelis yang akan diisi oleh seorang ulama' besar dengan ilmu yang luar biasa. Akhirnya sang da'i menunda lagi niatnya untuk pulang dan mendengarkan taujih sang ulama'. Ternyata sang ulama' masih berusia muda, namun ilmu yang ia miliki sungguh luar biasa. Wajar jika jama'ah yang datang sampai membludak.

Selepas dari taujih itu, sang da'i segera menuju rumahnya, tuk melepas rindu dengan istri tercinta. Namun ia dapati sang ulama' tadi menempuh jalan yang sama dengannya, hingga ia melihat sang da'i masuk ke rumah yang sama dengan yang ia tuju. Sang da'i mulai bertanya dalam hatinya, siapa pemuda itu? kenapa ia masuk ke dalam rumahku? apakah ia adalah laki-laki yang menikahi istriku setelah ku tinggalkan 20 tahun? Namun sang da'i segera menepis prasangka. Ia benar-benar mengenal akhlaq istrinya, ia benar-benar memahami ketaqwaan istrinya.

Maka tibalah ia di depan pintu rumahnya dan mengucap salam:
"Assalamu'alaykum.."
Dari dalam rumah, sang da'iyyah tiba-tiba terkejut mendengar suara itu:
"Suara ini.. suara suamiku yang telah pergi 20 tahun lamanya!"
Tapi sang istri masih ragu sehingga ia ingin mendengar lagi suaranya.

Hingga salam ketiga sang da'i:
"Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh.."
Maka yakinlah sang da'iyyah yakin itu adalah suara suaminya tercinta dan segera membuka pintu rumah seraya menjawab salam:
"Wa'alaykumsalam warohmatullohi wabarokatuh.."
"Duhai suamiku tercinta, segala puji bagi Alloh yang telah membawamu kembali pulang ke rumah ini.."

Namun sang da'i segera bertanya sebelum masuk ke rumah:
"Wahai istriku, siapa pemuda yang masuk ke rumah ini sebelum aku datang tadi? apakah ia adalah laki-laki yang menikahimu setelah aku pergi?"

Mendengar itu sang da'iyyah terdiam, kemudian ia membacakan lagi QS An-Nisaa':19

"..Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."

"Tidakkah engkau ingat akan ayat itu suamiku? Ketika malam pertama kita?"
"Sesungguhnya pemuda yang engkau lihat tadi adalah ANAK KITA, Alloh telah menganugerahkan kehamilan padaku pada malam pertama kita."

---

Sang khatib menyebutkan bahwa ulama' yang lahir dari pasangan da'i dan da'iyyah tersebut adalah IMAM AHMAD BIN HANBAL rahimahulloh. Subhanalloh, kisah yang amat menggugah.

Khatib mengambil ibroh dalam kisah tersebut bahwa anak adalah amanah yang dititipkan Alloh pada orang tua. Maka binalah ia dengan pendidikan agama yang lurus dan benar.

---

Allohu a'lam bisshowab
Semoga bermanfaat

..alhamdulillaah..

This entry was posted on 22.54 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: